NIKAH MUDA DALAM KACAMATA MASYARAKAT DESA & UNDANG-UNDANG PURBA PERKAWINAN
Satu persatu teman sebaya disekitar rumah saya melepas masa lajangnya, yang berstatus “belum kawin” dikolom KTP-nya mungkin bisa di itung jari, itupun mereka yang berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi atau bekerja merantau keluar daerah. Sisanya? Sudah menggendong bayi, bahkan ada yang anaknya sudah SD. Saya sedih, karena ditinggal nikah duluan? Kalau boleh jujur iya, tapi kesedihan saya tidak sesederhana itu. Satu persatu saya kehilangan teman main. Ketika saya melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah, banyak diantara teman saya yang memutuskan untuk menikah. Padahal usianya sangat dini, teman seangkatan saya yang pertama nikah itu ketika kelas 1 SMP. Boro-boro baper, saya liat lawan jenis aja masih hare-hare. Paradigma “perawan tua adalah sebuah aib” ternyata masih mengakar dilingkungan tempat saya tinggal. Dampaknya adalah orang tua menikahkan anaknya meskipun usianya yang sangat dini. Ini kalau dibuat sistem pendukung keputusan untuk nikah, parameter bagi masyaraka