Membiasakan Menulis Untuk Berbagi Ilmu
Menulis adalah
keahlian yang tidak dimiliki semua orang, namun bukan berarti tidak semua orang
tidak bisa punya keahlian menulis. Beberapa pendapat mengatakan bahwa tingkat kecerdasan suatu bangsa akan
terlihat dari jumlah karya tulis yang terbit setiap tahunnya. Namun, fakta
menunjukan bahwa jumlah karya tulis yang terbit di Indonesia tiap tahunnya
tidak sebanyak negara lain.
Mahasiswa, sebagai agent of change seharusnya mampu membawa
perubahan dengan menghasilkan karya tulis dalam rangka menuangkan ide dan
gagasannya. Namun, saat ini banyak dari mahasiswa kita yang kesulitan untuk
menulis, termasuk di dalamnya menulis karya ilmiah. Ketika ada tugas membuat
makalah, atau paper, mereka sering kelabakan.
Padahal, sebenarnya menulis itu tidak
terlepas dari kegiatan mereka sehari-hari. Kemunculan media sosial seperti
Facebook, Twitter, BBM, dan sejenisnya menjadikan orang terus-menerus menulis. Iya,
menulis status. Hanya sayangnya, aktivitas menulis di media sosial itu tidak
terorganisir dengan baik dan hanya berupa tulisan kurang bermutu.
Menurut Pak
Ferry Mulyanto, S.T, M.Kom –Salahsatu dosen Teknik Informatika UNPAS “Kita
mungkin gampang berbicara, namun untuk menulis sangat sulit rasanya karena bingung
merangkai kata-kata, makanya di Indonesia kebanyakan tulisan tulisan bersifat
non-ilmiah, kalimatnya pun non formal. Bukannya tidak boleh ya, namun jika kita
lihat negara lain, mereka sudah dibiasakan menulis sejak dini, terbiasa dengan
karangan ilmiah, kedalaman analisis, mereka betul-betul menganalisa, jadi bukan
hanya mengandalkan kecerdasan otak kanan tapi juga otak kiri, istilahnya harus
seimbang antara science dan art. Dan menulis adalah salahsatu aktivitas yang
mengandalkan intuisi juga logika”.
Jika kita bercermin
dari negara maju, habit disana selalu
all out, apapun yang mereka lakukan
selalu perfeksionis, salahsatunya menulis. Mereka lebih senang berbagi, apa
yang telah didapat selalu di share ke
orang lain. Disitulah kekuatan memberi, mereka yakin tak ada seorang pun yang
miskin karena berbagi. Terlebih yang dibagikannya berupa ilmu, semakin banyak
dibagi semakin bertambah pula ilmu kita.
Karena itulah konsep
share diterapkan pada sosial media, esensinya dalam hidup kita memang harus
berbagi, jangan menganggap semua yang kita miliki adalah milik pribadi. Berbagilah
pengetahuan dan ilmu kepada orang lain, daripada berbagi sesuatu yang orang
lain belum tentu memerlukannya.
Bentuk
komunikasi di sosial media juga mencerminkan kualitas pendidikan kita, maka
dari itu sebagai mahasiswa manfatkanlah sosmed untuk berbagi sesuatu yang
bermanfaat. Mulailah membiasakan menulis dari sekarang, karena Pramoedya Ananta
Toer pernah berkata “Orang boleh pandai
setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang didalam
masyarakat dan sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”
Yuk biasakan
menulis untuk berbagi ilmu! :))
Comments
Post a Comment