Tugas Akhir a.k.a Te-A
TA, dua huruf biasa yang mempunyai banyak makna. Bisa jadi TA; huruf hijaiyah ketiga.
Bisa jadi TA; ta saja, tidak ada artinya(?). Atau TA singkatan dari Tugas Akhir, ini nih yang jadi momok menyeramkan bagi sebagian mahasiswa tingkat akhir (hehe segitunya ya? hmm enggak juga sih :'D)
Berbicara TA Kalau kata dosen aku, skripsi/TA itu masterpiece nya mahasiswa, karena jika ingin 'diakui' itu harus ada bukti otentiknya😂
Aku coba mengutip kata-kata dari Prof Dedi Supriadi (alm) "Orang banyak menulis karya ilmiah pastilah banyak membaca. Sebaliknya orang banyak membaca belum tentu banyak menulis". Ya, aku setuju, karena bagaimana pun 'menulis' itu aktivitas yang membutuhkan proses panjang. Menulis itu melibatkan intuisi dan logika.
Sepandai-pandainya seseorang, sekaya-kayanya gagasan yang ada dalam pikirannya, tanpa ia mampu mengungkapkan pemikiran khususnya dalam bentuk karya tulis belumlah cukup dan terbukti kepandaiannya.
Dari perkataan saja, sesorang belum dapat membuktikan reputasi keilmuannya, karena yang dikatakan seringkali berubah, tidak sistematis dan spontan.
Dengan adanya matakuliah Tugas akhir ini, minimal seorang sarjana membuktikan kepandaiannya 'sekali seumur hidup'. Coba kita teliti, pasti tidak semua orang bergelar mampu menulis setelah ia lulus.
Comments
Post a Comment