Peran Ibu Kantin untuk Perubahan Bangsa
Sudah
tidak asing lagi jika kita melihat sebuah kampus kemudian menggantungkan
secercah harapan didalamnya. Adalah mahasiswa sebagai ujung tombak perubahan
sebuah bangsa, dengan predikat agent of change, social control, maupun iron stok-nya. Secara fitrah, masa muda merupakan jenjang kehidupan manusia yang paling
optimal. Dengan kematangan jasmani, perasaan dan akalnya, sangat wajar jika
pemuda (khususnya mahasiswa) memiliki potensi yang besar dibandingkan dengan
kelompok masyarakat lainya.
Namun,
bagaimana jadinya jika harapan itu kita sematkan kepada ibu kantin? Ibu kantin?
Iya, ibu kantin.
Seberapa berpengaruhkah peran ibu kantin untuk perubahan
bangsa?
Dibalik kostumnya yang belepotan oleh
bahan masakan, sosok ini pantas disebut ‘Pahlawan’ oleh para pelajar. Dari
jenjang SD sampai perguruan tinggi, beliaulah yang memerdekakan kita
(re:pelajar) dari musuh yang bernama ‘kelaparan’. Melalui makanan yang dibuat
dan disajikan, maka kita bisa menemukan lagi energi untuk menjalani proses
pembelajaran. Kehadirannya mampu menjawab lagu keroncong yang dimainkan oleh
lambung.
Bayangkan, bagaimana jadinya kalau
saat lapar tidak ada yang menjual makanan? Tentunya kita akan lemas dan tidak
bisa melanjutkan kegiatan, bukan? Jangankan ingin membawa perubahan untuk
bangsa, untuk berdiri saja tidak kuat karena salatri (kelaparan pake banget sampai lemas dan keringat dingin).
Bagi kita para mahasiswa perantau
dari luar daerah, ibu kantin adalah ibu kedua ditempat kita menginjakan kaki
selama mengenyam pendidikan. Beliau yang memberi sumber energi agar kita siap
menghadapi perkuliahan, yang memberi kehangatan semangkuk mie instan dikala
hujan, yang memberi kesegaran dengan segelas minuman dikala kehausan. Pantas
saja jika predikat ‘Pahlawan di tanah Perantauan’ jatuh kepada ibu kantin.
Ada sebuah kisah inspiratif dari penulis
buku anak Jarett Krosoczka, dengan
serial komiknya yang berjudul "Lunch Lady (Ibu Kantin)", yakni
menceritakan tokoh pahlawan super yang menyajikan makanan siang dan keadilan. Disana
diceritakan bahwa staff kantin tidak hanya sekedar menyajikan makanan, tetapi
juga menggambarkan betapa berartinya ucapan terima kasih.
Serial ini sangat menakjubkan,
karena diterima secara luas oleh anak-anak di seluruh Amerika. Outputnya pada
satu hari yang disebut “Hari Pahlawan Makan Siang", anak-anak di Amerika
menciptakan suatu kreasi berupa surat-surat, kartu, dan hasil karya untuk staff
kantin. Dan tahukah anda bahwa lebih dari 30 juta anak turut serta dalam
program tersebut. Tujuannya untuk
berterima kasih kepada staff kantin, dan selalu ingat betapa berharganya ucapan
terima kasih. Ucapan terima kasih dapat mengubah hidup orang-orang yang
menerimanya, dan mengubah hidup orang yang mengucapkannya.
Ketika penulis komik itu berkunjung
ke sekolah tersebut, ibu-ibu kantin mengatakan hal yang sama: "Terima
kasih karena telah membuat kami menjadi tokoh pahlawan super”. Ada seorang ibu
lain berkata, “Sebelum hari ini, saya merasa berada di planet asing di sekolah
ini. Tidak ada orang yang menyadari kehadiran kami." Dan seorang ibu lagi
berujar, "Tahukah Anda, saya akhirnya menyadari betapa berartinya profesi
saya."
Seperti yang kita tahu, peran ibu-ibu
kantin selama ini tidak terlalu dicerminkan “wah” dalam karya populer. Tapi
serial ini sangat berarti. Menginspirasi saya bahwa apapun profesi didunia ini
sangat berharga. Ibu kantin, beliau yang memastikan dan memberi makan sebelum
seorang anak dapat belajar, perut tidak boleh kosong. Dan orang-orang inilah yang
bekerja di garis depan untuk menyokong para pelajar agar dapat menyerap ilmu
disekolah.
Peranan pengelola kantin pun
sangat dibutuhkan untuk mendukung proses pembelajaran, yakni dengan selektif
menyediakan aneka makanan dan minuman layak konsumsi, sehat, bergizi, dan
tentunya harga yang terjangkau, hal tersebut memberikan andil terhadap
meningkatnya kualitas SDM dan derajat kesehatan para peserta didik.
Dengan
derajat kesejahteraan peserta didik (khususnya mahasiswa) yang optimal, maka
seabreg apapun aktivitas didepan mata akan di eksekusi secara optimal pula.
Maka dari itu, dibalik peran mahasiswa yang di gadang-gadang menjadi garda
terdepan perubahan bangsa, ada peran ibu kantin yang menjadi bahan bakarnya.
Tidaklah
mungkin tercapai sebuah perubahan ditangan mahasiswa yang kelaparan. Teriakan
“Hidup Mahasiswa” yang lantang berasal dari mahasiswa yang tidak kelaparan. Jadi
berterimakasihlah wahai mahasiswa,
karena ibu kantin engkau bisa berdiri tegak mengobarkan api semangat perjuangan
untuk mencapai perubahan.
Dan kampus merupakan wadah Tri
Dharma Perguruan Tinggi yang pengejawantahannya berupa kegiatan pendidikan,
penelitian, dan pengabdian masyarakat. Sekaligus merupakan tempat persemaian
dan perkembangan nilai-nilai luhur.
Segala aspek yang berkecimpung
didalam kampus sangat berpengaruh bagi mahasiswa dalam mencapai tujuannya,
termasuk salah satunya adalah ibu kantin. Beliau yang menunjang kebutuhan
asupan energi mahasiswa untuk menjalankan pendidikan, penelitian, dan
pengabdian. Jadi, jangan remehkan peran ibu kantin untuk perubahan bangsa.
Everybody’s special in their own
way. Ibu kantin.. Betapa berharganya engkau. Bukan tidak mungkin, sesuap nasi
bisa setara dengan perubahan Negeri ini. Terimakasih :)
Comments
Post a Comment