Final Project Mahasiswa Tingkat Akhir

 

Assalamualaikum ^.^

Hello.. Long time no see, yaa hihi. Sebenarnya akhir-akhir ini saya kebingungan mau nulis materi apa. Daaan kebetulan, beberapa hari lalu saya menghadari sebuah acara. Dipikir-pikir… kenapa engga dijadiin materi tulisan aja ya?


Baiklah, disini saya mau menceritakan tentang acara tersebut ditilik dari sisi akademis dan pribadi sebagai mahasiswa tingkat akhir (kamana atuh mahasiswa tingkat akhir :p)


Jadi, pas hari sabtu tanggal 14 April 2018 kemarin ada sebuah hajat besar yang dilaksanakan oleh kampus tetangga, tepatnya Prodi Pendidikan Tata Busana. Lantas, apa saya tertarik mengikuti kegiatan tersebut? Tidak. Sebenarnya tidak sama sekali wkwk sorry to say. Tapiiii, karena teman saya kuliah dijurusan tersebut dan menawarkan tiket, yasudah, saya beli. Dengan harga 35K dalam kacamata mahasiswa urban, itu bisa dibilang terjangkau sih, karena fasilitas yang didapat pun lumayan, kita bisa nonton peragaan busana karya mahasiswa dan desainer kreatif lainnya, ada guest star-nya juga, jadi bisa nonton live music dan tentu saja melihat langsung karya dari orang yang kredibel dibidang fashion design. Terus kita juga dapat goody bag yang isinya LOOK BOOK (Foto-foto karya mahasiswa tsb yang diperagakan diatas panggung).


Acara fashion show ini merupakan kegiatan tahunan yang bertujuan mempromosikan karya mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Busana, awalnya hanya dilingkungan kampus, tapi kesini-kesininya mereka melebarkan sayap ke ranah yang lebih luas, ya tujuannya itu tadi, supaya karya mahasiswa dikenal khalayak. Hal inipun tidak terlepas dari kerjasama mahasiswa dan tenaga pendidiknya.



“Kita ingin mempromosikan Prodi Pendidikan Tata Busana ke dunia luar. Karena kita yakin punya potensi dan tak kalah mumpuni dengan yang lain. Acara ini merupakan ajang pembelajaran Event Organizer dan sebagai bukti realisasi dari ilmu yang telah didapat dibidang Tata Busana. Juga sebagai perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang mempersiapkan mereka untuk terjun ke masyarakat” –tutur Kaprodi.



Nah, acara ini juga bisa disebut sebagai final project angkatan 2014. Dimana angkatan teratas di prodi itu wajib mengambil mata kuliah Event Organizer di semester akhir sebagai syarat lulus. Di kuliah tersebut bukan hanya diajarkan teori, tapi juga praktek bagaimana membuat sebuah acara dengan sumber daya manusia yang ada (angkatan bersangkutan). Tujuannya agar mahasiswa dapat pengalaman mengelola suatu event, menjadi ajang promosi diri sekaligus melatih kerjasama dalam tim. Kebayang kan, kalau diwajibkan seperti ini, mahasiswa pasti saling bekerja sama. Untuk siapa? Nama baik Prodi, nama baik kampus, nama baik angkatan dan tentunya nama baik sebagai mahasiswa.


150 Karya pada fashion show tersebut adalah hasil dari beberapa tugas mahasiswa. Diantaranya busana Tugas Akhir, Pengantin, Adibusana, Pesta, Kreasi dan Kriya. 


Ini salah satu karya teman saya, busana pengantin. Keren yaaa? Dia menuturkan; “Jadi project itu merupakan akumulasi dari mata kuliah yang telah dilewati. Prosesnya pun tidak asal, ada sistematikanya, mulai dari pematerian dari dosen, menentukan karakteristik busana yang akan kita rancang, sampai proses ACC. Busana yang dirancang harus sesuai dengan tema mata kuliah, misalkan busana pengantin, kita harus mengajukan setidaknya 6 desain yang mewakili tema tersebut, cara pembuatan desainnya menggunakan teknik manual (gambar pake tangan). Kemudian 1 busana yang di ACC dosen itu nantinya melalui proses komputerisasi ke Corel atau PSD dengan tracing 3D dan warna looknya sebisa mungkin mirip busana real, setelah di ACC pun ada kemungkinan tambahan accecoris atau komponen lain dari dosen. Nah, setelah itu, harus direalisasikan sebagai busana beneran. Mulai dari menentukan material (kain atau bahan apa saja yang nantinya dipakai), buat pola dasar, pemotongan kain sesuai pola, sampai penjahitan dilakukan sendiri, karena kita yang tahu hasil yang kita inginkan seperti apa. Harus sabar juga, karena kalo salah jahit harus di bredel dan ngulang lagi”. Begitu katanya. Ribet juga ternyata yaa..


Selain praktek membuat hasil karya, mereka juga harus menerapkan teorinya. Yaitu menentukan storyline & storyboard atau pemaparan garis besar yang menceritakan tentang busana tsb. Tentunya dengan Bahasa atau kalimat yang efektif mendeskripsikan karyanya. Tetiba saya teringat tugas mata kuliah SISMUL a.k.a Sistem Multimedia, kala disuruh membuat sebuah iklan / film pendek hehe. Prosesnya pun hampir sama, bukan sekedar teori dikelas, tapi juga praktek menggunakan software. Pokoknya seru deh, masa-masa berjuang semester 4. Beruntungnya kita berkelompok. Nah, di jurusan saya memang ada beberapa mata kuliah yang ada tugas besarnya, namun tidak sampai bermuara pada FINAL PROJECT yang Maha Besar. Hanya presentasi (itu juga sudah menguras energi dan materi yang cukup banyak sih. Wkwk).

Meskipun begitu, output dari tugas besar itu kerasa kok, paling kentara dirasakan adalah ketika kita menginjak dunia luar. Misal, kita pernah dijatuhkan pas presentasi, ketika melamar pekerjaan atau menghadapi client di real life yang tidak sesuai expektasi kita, rasa-rasanya jadi biasa saja. “Wong udah pernah kok di giniin”, jadi ketika di dunia nyata, bukan waktunya lagi untuk berbaper-baper ria. Selagi jadi mahasiswa mah, hadapi dulu aja segala tempaan yang ada (Halah! So iye banget saya, pas ditempa sering ngeluh juga-,- huehehe) Tapi serius lho ini; Habiskan jatah baper dan gagalmu semasa kuliah. Niscaya ketika melepas predikat ke-maha-an-mu, hal itu bakal jadi kenangan manis. Karena untuk mencapai kualitas terbaik dalam dirimu, kamu harus melewati beberapa anak tangga dulu.


Oke, kembali ke acara tersebut yaa. Dengan sumber daya mahasiswa berjumlah 49 orang, di Tahun 2018 ini mereka menggelar acara bertema “BRELLAFOS Touch of Indonesia”, maknanya adalah kemilau dalam kegelapan dengan sentuhan Ke-Indonesia-an. Jadi, mahasiswa merancang busana yang agak glamour-glamour dan Indonesia gituuu. Nah, ini beberapa karya mahasiswa tsb yang terangkum dalam LOOK BOOKnya.




Acara ini merupakan tantangan bagi mahasiswa untuk selalu mengembangkan karya yang terbaik dan membawa jati diri Prodi bersangkutan. Saya jadi membayangkan bagaimana kalau template acara tersebut diterapkan oleh jurusan yang saya ambil, mungkin setiap tugas besar yang dikerjakan mahasiswa tidak ‘asal-asalan’ dan ‘yang penting dikumpulkan’, karena tau bakal ditampilkan, pasti mengerjakannya dengan maksimal, heuheu.. mungkin..



Banyak juga pemerhati fashion yang sedang mencari bibit-bibit baru dalam dunia per-fashion-an. Nah, ini satu add value menurut saya, karena Seluruh mahasiswa yang terlibat diacara tersebut sudah bisa disebut sebagai new born designer! Karena telah berhasil menciptakan design baju yang cukup menarik serta memiliki nilai jual. Dan mungkin dicari oleh pengamat fashion diluar sana. Jadi acara ini bukan formalitas semata, melainkan sebuah kesinambungan antara beberapa entitas dalam dunia fashion; Mahasiswa, lembaga pendidikan, industri, bahkan (mungkin) kita selaku konsumen. Seperti yang kita tahu, sandang adalah kebutuhan primer bagi manusia.


Ada rasa bangga terlihat dari raut wajah mereka yang hadir, mahasiswa, dosen, orangtua, termasuk saya, bangga punya teman seorang desainer :’))) teruntuk temanku Dea Indriani, I want tell you something, “Dulu kamu gagambaran baju pas jam pelajaran kosong doang, sekarang jadi nyataaa!!! I Proud of You!!!



And this is it! Karya teman saya diatas panggung. Merinding gak siiih, pas karya kita ditampilkan kepada khalayak ramai? Diapresiasi dan diakui sebagai ‘manusia yang berdaya’? Percaya atau tidak, ketika sang model memeragakan baju-baju itu diatas panggung, saya terbelalak, ini lho hasil karya mahasiswa!? Bahkan saya sendiri pun belum tentu bisa membuatnya. Mereka adalah calon-calon sarjana yang nantinya berkontribusi untuk kemajuan Bangsa dibidangnya. Saya pikir memang mustahil jika kita menyenangkan semua orang, tapi sangat mungkin menyenangkan orang lain dengan bidang yang kita senangi. Salah satunya ini, bidang fashion. For my friend, selamat kamu udah berhasil menyenangkan orangtua, almamater dan tentunya dirimu sendiri. Berkarya dibidang yang kamu senangi dengan sebaik-baiknya.


Dalam hal ini, mungkin mereka yang melaksanakan acara tersebut telah mengejewantahkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Yakni sebagai bentuk realisasi pendidikan dan penelitian mereka dibidang Fashion Design, kemudian ditampilkan ke masyarakat luas sebagai bentuk pengabdian(?) entahlah saya tidak tahu hal ini sudah bisa dibilang pengabdian atau bukan. Yang pasti mereka sudah menunjukan eksistensi melalaui daya guna mereka dalam koridor keilmuan mereka..


Selain itu juga guest star yang hadir yakni Mita Hutagalung, seorang desainer yang sangat mencintai Indonesia. Hampir kebanyakan desainnya terinspirasi dari budaya Indonesia. Dan baru-baru ini beliau melaunching sebuah baju berjudul HUTA NAMORA. Huta Namora adalah nama salah satu desa yang berada dikecamatan Pangururan Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatra Utara. Dan ini motifnya terinspirasi dari songket batak. Keren yaa!






Ada perlombaan yang dilaksanakan pula, seperti OOTD competition dan design competition yang masih bertemakan "Touch of Indonesia". Ini gak kalah keren!
Ada juga karya mahasiswa dikolaborasikan dengan Kementerian Pariwisata dan ada juga karya siswa SMK yang sama mengusung tema Indonesia. Pokoknya acara ini keren! Gak nyesel deh ikutan karena awalnya terpaksa :p

Nah, karena menghadiri acara semi formal kaya gini. Saya pun menyesuaikan tampilan dengan tema acaranya (walaupun gak ada aturan khusus dresscode-nya sih, tapi ya, menyesuaikan saja) karena “Touch of Indonesia”, yang ada dibenak saya adalah; Kita bisa pakai selendang, rok, bisa juga tenun ikat atau songket atau atasan batik dan dipadukan dengan fashion item lain. Yang penting, total look kita ada sentuhan Indonesianya. Sebenarnya saya bukan orang yang fashionable banget, dan lebih menganut prinsip SAKA, sakahayang :p yang penting dipake dibadan nyaman, ya sudah. Kan saya teh bukan lagi fashion show, jadi gak perlu mengagungkan penilaian orang lain hehehe :p


Tapi untuk acara ini, saya mau banget pake ini nih… sarung! Atasannya baju keseharian saya & kerudung biasa. Saya terinspirasi dari ibu-ibu tetangga saya yang masih suka pake sarung. Enak aja gituu ngeliatnyaa, adem hihi. Tapi dalemnya juga pake celana lagi yaa. Selain nyaman dan simple, ini juga ada look Ke-Indonesiaannya!


Mungkin begitulah keseruan acara kemarin, sebuah Final Project mahasiswa tingkat akhir dengan sentuhan Indonesia. Totally, saya terhibur dengan acaranya. Dan esensinya juga dapet. Sebagai mahasiswa tingkat akhir mungkin itulah puncak kegilaan mereka membuat sebuah acara yang mengandung unsur Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dan acara seperti ini akan berlanjut hingga tahun-tahun selanjutnya. Saya sebagai mahasiswa tingkat akhir (juga) mengapresiasi setinggi-tingginya karya teman-teman. Keren pokoknya!

Comments

  1. wahhhh... terharu bacanya. semuanya terkemas dalam bahasa yang gampang dipahami tapi tetap cantik dan ciamik ❤❤ terus lanjutkan hobby membacamu Nif. aku juga ga nyangka kamu banting haluan ke bidang tulis-menulis. Love youuu

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

REVIEW BUKU : Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat

Suka Duka Kuliah S2

Menolak Lupa, 2 Tahun Tragedi Kanjuruhqn