TELEPATI UNTUK SALING BEREMPATI



_______________________________________

This is a weekend, it’s time to watch a movie. Yeay! :)) Aku mau rekomendasikan sebuah webseries buatan Indonesia, judulnya “Mengakhiri Cinta Dalam 3 Episode”, beberapa waktu lalu diberanda youtubeku muncul series ini, pas liat thumbnailnya ada Dion Wiyoko, langsung deh ku klik. Ternyata memang ini lagi happening banget dikalangan netizen, akunya aja yang kudet :(

Amazing! Yandy Launrens selalu berhasil membuat penonton masuk kedalam ceritanya. Setelah sebelumnya SORE –webseries yang dimotorinya dan Dion Wioyoko sebagai ‘main act-nya’ (juga)– terus sekarang ini? Apalagi Adhitia Sofyan pengisi soundtrack-nya, ditambah penataan sinematografinya yang ciamik, udaah ini maaah, ku berani bilang ini kategori webseries kelas satu diranah Indonesia minimalnya.

Sekalian spoiler dikit ya.. This series presented us with two questions:
1. What would you do if you don’t love your significant other anymore?
2. What would you do if your significant other doesn’t love you anymore, or in fact, never loved you from the start?

Series ini hadir bak oase ditengah gurun. Wacana drama romance yang selalu berakhir dengan happy ending pun terpatahkan. Di sini nih, sang sutradara membumbui cerita dengan fantasi. Setelah scene bertengkar, dimana Satrio (Dion) ingin memutuskan hubungannya dengan Ayu (Sheila), padahal mereka sudah bersama selama 8 tahun :'). Kemudian keajaiban terjadi. Satrio dan Ayu mendadak bisa bertelepati. Bagi beberapa orang mungkin berpikir "Apaan sih ini mendadak bisa bertelepati??".

Tapi entah kenapa, part fantasi yang satu ini masih bisa diterima akal sehatku. Maksudku, so far, aku menikmati alurnya dan tidak terkesan seperti mengada-ngada. Satu pasangan yang tadinya bertengkar bisa aja tiba-tiba saling memahami. Bisa aja kan? Kalau dua individu paham apa yang ada dalam benak masing-masing, dengan sendirinya mereka bakal saling berempati. Gak ada pikiran negatif, curiga gak jelas, atau emosi yang bikin naik darah. 

Series ini juga mengingatkanku dengan lagunya Tulus – Tukar Jiwa. Yang seperti ini penggalan liriknya: Aku kehabisan cara 'tuk gambarkan padamu/ Kau di mata dan di pandanganku/ Seandainya satu hari bertukar jiwa/ Kau akan mengerti dan berhenti bertanya-tanya//  Coba satu hari saja kau jadi diriku/ Kau akan mengerti bagaimana 'ku melihatmu/ Coba satu hari saja kau jadi diriku/ Kau akan mengerti bagaimana 'ku melihatmu.

Nah, kadang, ada beberapa orang yang sudah mendengar penjelasan kita meskipun seribu kata, tapi masih tidak mengerti. Sedangkan ada orang yang tanpa kita jelaskan apapun, dia sudah mengerti. Apa ini yang disebut emotionally connected(?) Makanya tidak semua orang bisa nyambung diajak ‘talk deep’, belajar dari pengalaman, dalam dunia nyata, kadang kita perlu mengaktifkan radar empati, melihat dari berbagai sisi, berusaha lebih dulu mendengar ketimbang menghakimi. Ini juga pengingat untuk diriku sendiri yang masih harus belajar dan merendahkan hati. Karena ini berlaku bukan hanya untuk pasangan, tapi juga dalam pertemanan dan antar individu.

Kalau udah gini, sepertinya bisa menghindari debat yang bisa bikin naik darah, saling diam, atau dugaan-dugaan negatif yang malah memperkeruh suasana. Karena kemampuan telepati ini adalah peranan dari otak kanan yang bertanggung jawab pada sisi emosi, imajinasi, dan intuisi kita yang kesemuanya itu terpendam didalam alam pikiran bawah sadar. Oleh sebab itu, langkah awal untuk berlatih kemampuan telepati adalah harus menghidupkan “mesin mental” di pikiran sadar.

Kembali menekur perjalanan hidup kemarin, kadang, orang lain bukan tidak memahami kondisi kita. Namun kita sendirilah yang merasa insecure duluan, yang sebenarnya bisa aja lagi ada masalah, tapi sungkan bercerita. Bisa jadi mau jujur tentang sesuatu tapi khawatir mereka udah emosi lebih dulu, ujung-ujungnya bertengkar lagi(?) Tapi itu pembelajarannya. Mungkin Tuhan menciptakan kita dengan dua mata, dua telinga dan satu mulut agar lebih banyak mendengar dan melihat ketimbang berbicara. Self reminder sih, apa iya, harus menunggu keajaiban untuk bertelepati dulu supaya bisa saling memahami? Harus tukar jiwa dulu biar bisa saling memaklumi?

Soooo the film has become a masterpiece in its own way, that comes out of the box is a cruel stupid melancholy drama. Happy watching :))  

Linknya disini:
https://www.youtube.com/watch?v=yII5Neo61nA&t=2s

Comments

Popular posts from this blog

REVIEW BUKU : Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat

Suka Duka Kuliah S2

Menolak Lupa, 2 Tahun Tragedi Kanjuruhqn