Konferensi Internasional Diplomasi Digital


Yeay! Kembali menulis disini, aku mau cerita pengalaman ikut acara Konferensi Internasional beberapa waktu lalu, alhamdulillah aku dapet kesempatan jadi peserta disana. Tepatnya tanggal 16 November 2021, Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Internasional mengenai Diplomasi Digital atau International Conference on Digital Diplomacy (ICDD 2021) yang dilaksanakan secara hybrid di Bali pada pukul 13.00 - 17.40 WITA.

Nah, kebetulan aku ikut secara virtual. Hiks..Hiks.. sayang banget-_- Mungkin kalo gak ada pandemi bisa jalan-jalan ke Bali dan ketemu bule-bule secara langsung. Tapi ya sudahlah… segini juga bersyukur banget kok.

Konferensi internasional biasanya jadi agenda rutin; setiap tahun, dua tahun sekali, dan lain sebagainya. Disana terjadi pertukaran ide dari partisipan yang hadir, forum tersebut bertujuan untuk mempromosikan dan memperluas pengalaman serta mencari peluang kerja sama di bidang diplomasi antar negara di dunia, ditambah sekarang memasuki era digital.

 

Kalo ada embel-embel “Internasional” berarti partisipannya dari seluruh dunia dong? Iya, betul. Ada 21 delegasi negara yang berpartisipasi dalam ICDD 2021, yaitu; Australia, Brunei Darussalam, Kamboja, Chile, Tiongkok, Fiji (Negara di Oseania), Finlandia, India, Indonesia, Jepang, Laos,  Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Korea Selatan, Singapura, Afrika Selatan, Thailand, Amerika Serikat, Inggris, dan Vietnam.  

Acara ini diinisiasi oleh Kementrian Luar Negeri yang bekerjasama dengan negara lain, adapun output yang diharapkan yaitu perwakilan terpilih berpartisipasi menyampaikan pesan penting seberapa efektif peran teknologi digital sebagai instrumen diplomatik. Selain itu juga bisa melakukan kolaborasi dan dukungan dalam kerjasama regional untuk mengembangkan tujuan nyata dalam diplomasi digital.

Kontribusi aku disana memang tidak vokal menyampaikan gagasan, hanya menyimak rangkaian acaranya saja. Diskusi panel terdiri dari beberapa sesi dan pembicara yang ahli di bidangnya, itupun secara virtual. Tidak seperti konferensi sebelumnya yang aku ikuti (KNSI) Konferensi Nasional Sistem Informasi tahun 2018 lalu di Bangka Belitung, disana aku menyumbang ide dan mendiskusikan dengan para reviewer secara langsung.

Kalo dulu rangkaiannya: Peserta submit abstract – pengumuman diterima/tidaknya abstract – peserta diberi waktu untuk submit full paper – pelaksanaan konferensi. Jadi kami dipersilahkan diskusi dengan ahlinya mengenai topik yang dibahas “Peran Teknologi dalam Smart City”.

Kalo sekarang, aku benar-benar hanya menjadi audience. Kembali ke inti dari acara ini: Diplomasi adalah praktik untuk menjalin relasi dengan pihak lain atau sebuah negara melalui kerjasama dialog dan negosiasi. Konferensi ini juga memperkenalkan peluang kerja sama digital antara sektor swasta dan memungkinkan para peserta untuk menggunakan aset digital sebagai subjek dalam diplomasi digital.

Kurang lebih, rangkaiannya gini:

  1. Diskusi tentang bagaimana diplomasi digital telah diterapkan di beberapa negara.
  2. Perwakilan dari Kementerian Luar Negeri diharapkan berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka dalam menggunakan teknologi digital sebagai instrumen untuk melakukan diplomasi;
  3. Para ahli dan wakil Pemerintah diharapkan membahas tantangan, peluang, dan masa depan diplomasi digital, termasuk penggunaan instrumen yang efektif;
  4. Wakil pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil dan praktisi agar mengeksplorasi potensi kolaborasi dan dukungan dalam bentuk kerja sama regional untuk mengembangkan target nyata dalam diplomasi digital.

Jubir Kemlu Teuku Faizasyah dalam media gathering menjelang International Conference on Digital Diplomacy 2021 ini menuturkan, pemilihan tema menyesuaikan dengan kondisi yang sedang sangat relevan bagi kita semua. Tema ICDD adalah “Unmasking Digital Diplomacy in The New Normal”.

 


Sebagai suatu sarana, diplomasi digital telah digunakan oleh hampir setiap negara di dunia. Namun, masih menjadi tantangan untuk memahami efektivitas pelaksanaanya, serta bagaimana peluang dan hambatan bagi diplomat dan pemangku kepentingan menggunakan TIK untuk berkomunikasi dan merumuskan rekomendasi kebijakan.

ICDD 2021 menghasilkan Bali Message yang diharapkan mampu mengidentifikasi sektor-sektor kerja sama di bidang diplomasi digital dan dapat dikolaborasikan, dan hasilnya konkret seperti policy recommendation untuk menjawab penanganan dan pemulihan di masa krisis pada saat Pandemi COVID-19 ini.

Pembukaan di Bali ini juga menjadi langkah konkret dan momentum upaya pemulihan perekonomian dan pembukaan kembali pariwisata Indonesia. Kita catat bahwa sejak penyelenggaraan konferensi regional terkait diplomasi digital tahun 2019 lalu, banyak ketertarikan negara-negara sahabat yang melihat ini sebagai suatu inisiatif positif, terlebih lagi dengan terjadinya pandemi, komunikasi menggunakan digital atau digital means semakin dimaksimalkan.

Pada akhirnya, diplomasi digital bukan hanya antar Lembaga Formal saja, namun merambah sektor swasta dan perorangan. Bahwa kegiatan diplomasi pada umumnya saat ini banyak bergantung dengan maksimalisasi berbagai platform digital yang ada. Berawal dari forum regionl, namun dengan dorongan dari komunikasi dengan sejumlah negara sahabat dan berbagai lembaga kajian, Kemlu RI pun memutuskan penyelenggarakan konferensi ini diperluas menjadi dalam skala Internasional dan kemungkinan dilaksanakan berkala.

Oke, paling segitu aja yaa yang bisa aku ceritakan! 😊

-Best Regard, Hanifa Nurcahya-

Comments

Popular posts from this blog

REVIEW BUKU : Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat

Suka Duka Kuliah S2

Menolak Lupa, 2 Tahun Tragedi Kanjuruhqn