Posts

Showing posts from August, 2017

Sajak Rendra Dan Tri Dharma Perguruan Tinggi

Selain aksi nyata, sajak ternyata mampu meluluhkan hati manusia. Oleh sebab itu banyak manusia yang terpengaruh oleh kekuatan kata-kata. Seperti yang dilakukan oleh banyak penyair sejak dahulu. Salah satunya sajak W.S Rendra yang berjudul "Sajak Sebatang Lisong" berikut ini; Menghisap sebatang lisong melihat Indonesia Raya, mendengar 130 juta rakyat, dan di langit dua tiga cukong mengangkang, berak di atas kepala mereka Matahari terbit. Fajar tiba.  Dan aku melihat delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan. Aku bertanya, tetapi pertanyaan-pertanyaanku membentur meja kekuasaan yang macet, dan papantulis-papantulis para pendidik yang terlepas dari persoalan kehidupan. Delapan juta kanak-kanak menghadapi satu jalan panjang, tanpa pilihan, tanpa pepohonan, tanpa dangau persinggahan, tanpa ada bayangan ujungnya. ………………… Menghisap udara yang disemprot deodorant, aku melihat sarjana-sarjana menganggur berpeluh di jalan raya; aku melihat wanita

Review Film Jakarta Undercover

Image
REVIEW FILM JAKARTA UNDERCOVER “Ini film tentang jurnalis.”  Oke cus! Gak usah pikir panjang. Nonton! FYI padahal aku lebih suka baca daripada nonton, soalnya apa ya, kalo nonton itu imajinasi kita terbatas karena ekspektasi kita terwakili oleh tokoh lain. Kalau baca kan, kita bisa menjadikan diri kita sebagai tokoh utamanya. Tapi ya sudahlah tonton saja. Dan first Imppression aku ketika pertama liat trailernya… Kelas! Pemainnya papan atas semua, eh gak semua deng, tapi overall emang wajah-wajah lama yang aktingnya gak diragukan lagi. Pasti keren banget ini film. Pikirku. Sebelumnya kok aku ngerasa kaya gak asing lagi ya sama judul film ini, kaya pernah tau tapi dimana ya, dan aku cari-cari referensi ternyata ini memang ada novelnya. Oh Moammar Emka toh penulisnya, hehe aku baru ngeuh. Ya beliau adalah salah satu jurnalis Indonesia. *** Masuk ke cerita ,  dibuka dengan seorang Pras (Oka Antara) seorang jur

Peran Ormawa Dalam Perspektif Tukang Siomay

Peran Ormawa Dalam Prespektif Tukang Siomay Tadinya aku mau kasih headline gini: Lagi, Terjadi Aksi Didepan Gedung DPRD JABAR. Ada apa yaa? Tapi itu terlalu mainstream~  Lagian aku ingin membahas sisi lain dari aksi tersebut. Jadi mengesampingkan “aksi”nya gitu? Bukan-bukan. Aksinya tetap dibahas, tapi dari sudut pandang yang berbeda. Berikut penjelasan yang buat netizen melongo! Bandung, 16 Agustus 2017. Tepat sehari sehari sebelum genap Indonesia merdeka yang ke 72. Aku menaiki sebuah angkutan kota jurusan ledeng-caheum, kebetulan saat itu aku melewati gedung DPRD Provinsi Jawa Barat. Ternyata segerombolan orang berdiri didepan gedung mewah itu. Kok rame ya? Ada apa sih? Pikirku.  Eh, ini mah demo? Demo apa ya? Pikirku lagi. “Stop mang stop!” kataku kepada mamang angkot. Otomatis si mamang ngerem mendadak sampai membuat seluruh penumpang yang tadinya bertahan dalam keadaan statis bergerak karena mempertahankan posisi statisnya.  Ak

Journey.all.is.me

Image
Journey.all.is.me (Tribute to Najwa Shihab) Masih hangat-hangatnya terngiang ditelinga masyarakat, program talkshow Mata Najwa di Metro TV berhenti mengudara. Sejumlah respon pun dilontarkan berbagai pihak, santer terdengar wawancara mbak Nana –panggilan akrab Najwa Shihab dengan penyidik KPK, Novel Baswedan  menjadi trigger terhentinya acara yang tayang setiap hari rabu itu karena tidak direstui Metro TV. Namun beliau membantah spekulasi itu karena terlalu berlebihan. “Kemunduran saya dari Metro TV bukan karena kasus wawancara dengan Novel, saya yakin teman-teman kan tahu bahwa news room pasti ada dinamika. Mana ada news room yang tidak dinamis” ujarnya. Selidik punya selidik, sekarang mbak Nana sedang fokus menjalani perannya sebagai duta baca dengan meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia. Hal ini terbukti dengan merealisasikan idenya membuat pojok baca dibeberapa tempat. Selain itu, sekarang mbak Nana punya website resmi dengan domain www.najwashihab.com.

Berbeda pendapat adalah ajang refleksi diri

Berbeda pendapat adalah ajang refleksi diri Seperti biasa ini merupakan output dari akumulasi artikel yang telah aku baca. Semoga menjadi bahan refleksi diri khususnya diri sendiri dan umumnya yang membaca. Berbicara tentang refleksi diri yaitu sebuah proses melihat kembali pengalaman yang telah dijalani untuk dapat menarik lessons learned (pelajaran yang dipelajari) bagi diri sendiri dan dilanjutkan dengan penyusunan sebuah action plan (rencana aksi) untuk mengurangi gap (kesenjangan) yang masih ada antara harapan dan kenyataan. Dalam kultur (yang katanya) demokrasi ini, keleluasaan mengutarakan pendapat adalah bagian dari kebebasan dalam mengekpresikan setiap pemikiran. Dan hal itulah yang dilindungi oleh undang-undang. Jadi pendapat apapun yang muncul dari individu layak untuk dihargai.  Meskipun begitu, ada cara-cara mengemukakan ide pendapat dengan bijak, tanpa menyinggung atapun merendahkan individu lain. Hmm ini yang sulit tuh.. pergulatan batin yang sering kita

Inner Circle dalam Pertemanan, Harus gak sih?

Kalau kalian pengguna path pasti tidak asing lagi kan dengan fitur inner circle? Fungsinya yaitu untuk memudahkan berbagi dan berhubungan “hanya dengan orang-orang dekat yang anda inginkan” (sengaja pake tanda kutip biar jelas :D) Bagaimana jadinya kalau fitur ini terealisasi didunia nyata? Berteman dengan “orang-orang terdekat pilihan kita sendiri” jelas memberi rasa nyaman. Tapi, banyak yang beranggapan bahwa gaya pertemanan inner circle seringkali membuat kita membatasi diri untuk mengenal lingkungan sekitar dan bersosialisasi. Misalnya, kamu sudah nyaman dengan si A, tapi milih buat stay on the track terus, kemana-mana dengan si A, sekelompok dengan si A, foto box dengan si A, isi feeds Instagram dengan si A, yang komen si A - si A juga. Ini yang kalian bilang “Friendship goals”? (Padahal mah suka-suka saya weh, kata si A wkwk) Iya, iya, aku ngerti, “tidak mudah memberikan kepercayaan kita untuk orang lain”, gitu kan? Hmm, tapi kok aku memandang ini lebih ke “F